Are markets zero sum games?

Markets are defined as scenarios in which an exchange of services, financial or real assets (consumer or capital goods) is voluntary. This means that, only in the presence of fraud, person A “gains”…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Membeli Mimpi Semalam

SETENGAH LINGKAR — 1

Saat itu angin sedang rendah-rendahnya dalam bulan lima yang lembab di paru-paruku, di paru-parumu. Orang asia seperti kita berdua tak perlu repot- menyiapkan apa-apa selama musim hujan, sungguh kita tidak pernah benar-benar kehilangan cahaya matahari seharian, dan betulan.

aku memakai dress biru muda panjang motif daun dari bunga kenanga, dan tentu saja berbalut jaket hitam lawas andalanku. duduk memeluk lututku sendiri. Sedang dia sedang dalam mode tak begitu peduli pada apapun disekitar taman kota malam ini, memilih tidak melakukan ekstansi gaya apapun, hanya berbaring diatas rumput, menghemat tenaga katanya. aku menawari akan menjual mimpiku malam lalu padanya. ia memberiku tatapan “oh Sam, jangan mulai lagi” dan itu membuatku terus melanjutkannya dengan lebih semangat.

“aku bermimpi menjadi mata kiri dari seekor burung Kakapo.”

hening. ia tak menginterupsi. ia tak mengabaikan, ia tak menghentikan. Sebuah tanda harus ku lanjutkan ceritaku.

“aku bermimpi menjadi mata kiri dari seekor burung Kakapo dihutan yang cukup gundul dan jarang bebungaan, cukup lembab dan terang untuk sebuah mimpi. disana ada banyak hewan-hewan berwujud absurd yang kurasa purba, namun lebih kecil ukurannya dari tubuh burungku itu. aku ingat betul itu adalah pagi hari, karena banyak ku dengar suara dernyit menawari ku sarapan dengan harga murah. iya, Du, hewan-hewan itu berjualan sarapan!”

ia tak bergeming. Masih menatap langit yang tak indah-indah amat. Dan ku yakin ia masih mendengarkanku.

“aku merasa tidak begitu lapar. melalui mata, kau ingat kan aku jadi mata kiri dari burung itu. jadi aku berjalan berkeliling hutan, hingga sampai di pinggir danau yang airnya berwarna jingga. ada suara tawa yang ku ingat betul itu milik ayahku yang jarang tertawa. ia merupa pohon elder tinggi dan rindang, ia menaungi satu gumuk tanah liat rumah semut hutan yang kuhafl betul sebagai ibuku. lalu kurasa ada angin hangat meriup leherku yang berbulu lebat, sangat hangat sampai aku mengenali itu adalah pelukan kawan-kawan grup teater wayang orangku yang sesering waktu memelukku seusai pentas lakon. jenis pelukan yang tak akan kau temukan bandingnya. selanjutnya aku melihat ke atas, ada awan berwarna merah muda yang berkoloni menghujani tubuh burungku, hutan itu, dengan tetesan air berupa cerita buruk-cerita buruk dimasa lalu ku. aku merasakan pengampunan dari diriku sendiri atas kemarahanku dimasa lalu. pengampunan diri sendiri untuk kerelaan akan sesuatu yang pergi dan tidak ada. ridho akan sebuah kehilangan. kemudian aku terbangun dengan mata ku yang basah dengan airmata yang hangat.”

ia menghela nafasnya dalam. cukup keras sampai aku bisa menganalisa jenis helaan macam apa itu.

“bukankah itu jenis mimpi sial ? kenapa sial sekali kau bermimpi menjadi burung nuri purba bersayap satu-satunya yang tak bisa terbang di bumi ? kau tahu hanya tersisa hitungan puluhan ekor saja di abad ini. burung yang paling pantas protes pada Tuhan menurutku, penciptaan macam apa itu, hah?” ucapnya sambil bangkit dan duduk memeluk lututnya sendiri, meniruku, menghadapku.

aku memikirkannya. ia adalah jenis laki-laki yang berpikir dengan kelogisan terbalik. ia memiliki fokusnya tersendiri dalam sebuah persoalan. ia begitu rumit. aku tahu betul.

“jadi itu sebuah kemalangan menurutmu?” aku mengalah megikuti jalan pikir absurdnya.

“kecuali,”

“kecuali?”

“kecuali, jika izinkan aku untuk tidak terbang selama 90 tahun umurku, dan aku akan bersyukur padamu adalah doa pertama yang Tuhan dengar saat hari terakhirnya di dalam cangkangnya.”

aku terdiam. cukup lama untuk menyadari bahwa ini bukan pertama kalinya aku mendengar kalimat yang tragisnya indah sekaligus gelap darinya.

“jadi, kau masih mau menjual mimpimu semalam padaku?” tanyanya tanpa melihatku.

“kau masih mau? kalau begitu sembilan belas ribu. kau tahu aku butuh uang untuk beli tinta isi penaku yang habis karena — ” aku berhenti saat tangan kanannya yang cukup besar menutup mulutku, sementara tangan kirinya menunjuk langit yang gelap.

suara pesawat reguler antar pulau sedang melewat dengan sopan diatas kota merah ini. Menghargai kesuaraan, begitu melelahkan pikirku begitu prinsipnya.

……………..

kepalamu sedikit mendongak, melihat langit yang tak indah-indah amat. aku tidak. aku melihatmu melihat langit yang tak indah-indah amat.

“kau lihat ada aku di hutan itu ?”

itu suaranya. suara Edu. jenis suara mengintimidasi yang seperti dikutuk alamiah menjadi suara paling menaklukan segala indera mahluk lainnya.

“kau lihat ada aku di hutan itu ?”

ulangnya. sangat khas. ia akan mengulang pertanyaan yang sama dengan nada yang sama mengintimidasinya. sama berbahayanya.

tangannya kanannya masih membekam mulutku. dan aku menyukai bau rumput yang bersahabat bercampur dengan sedikit aroma tanah yang baik itu. dengan segala bakat berbohongku yang paling mutakhir ku dapat dikelas akting lakon kemarin petang, meruntuhkan segala sesak akan harapan dan rasa yang akan tak penting pada akhirnya.

aku menggeleng.

ia melepas tangan kanannya dari wajahku. kembali berbaring diatas rumput taman kota merah. kembali melihat langit yang masih tak indah-indah amat.

“baiklah. ku beli mimpi mu semalam itu.”

Add a comment

Related posts:

What Is Heaven?

Heaven is a very real place, created by God Himself. Scripture points out in Genesis 1:1, “In the beginning God created the heavens and the earth.” In His act of creation, we are told, “Then God…

What are the steps of starting promotions with Missed Call Alert Service?

The propelled highlights of the Missed Call Alert Services to assist you with setting up a decent and helpful stand for your business call dealing with ways. You can keep up a safe constant database…

Cnvrg.io launches a free version of its data science platform

Data science platform cnvrg.io announced the launch of the free community version of its data science platform. Dubbed 'CORE,' this version includes most -- but not all -- of the standard feature in…